Senin, 06 Desember 2010

Bagi Rakyat dan Penguasa Negeri Indah yang Terus Dirundung Musibah

Tadzkiroh Anshorut Tauhid Bagi Rakyat dan Penguasa Negeri Indah yang
Terus Dirundung Musibah
Diposting pada Jum'at, 03-12-2010 | 06:21:28 WIB

Dari balik penjara Ustadz Abu Bakar Ba'asyir fakallohu asroh meminta
Jamaah Anshorut Tauhid untuk menerbitkan Tadzkiroh berkenaan bencana
yang terjadi di negri ini dan solusi total untuk kembali kepada Islam.
Dan inilah Tadzkiroh dari JAT:

T A D Z K I R O H

JAMA’AH ANSHORUT TAUHID

BAGI RAKYAT DAN PENGUASA NEGRI INDAH YANG TERUS DIRUNDUNG MUSIBAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إن الحمد لله نحمده نستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن
سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له و أشهد أن
لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله

Wahai kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh, perhatikanlah bahwa
pada hari ini kita hidup didalam alam kemunafikan sedangkan Alloh
Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci kaum munafikin. Bukti yang jelas
dari kemunafikan kita adalah bahwa sejak bangsa ini dikaruniai
kemerdekaan dari bangsa kafir, kita telah menyatakan perlawanan terang
-terangan kepada Alloh Azza wa Jalla atas nama persatuan dan kesatuan
bangsa yakni menghapus kalimat ... kewajiban menjalankan Syari’at
Islam bagi para pemeluknya ... dari dasar negara.

Alloh Azza wa Jalla berfirman :

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut,
padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum
yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat
orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari
(mendekati) kamu.

( QS. An Nisaa’ : 60 – 61 )

Dari kesalahan fatal ini, maka segala kebijakan dan arah pemerintahan
negara yang dijalankan oleh siapapun penguasanya akan senantiasa
mengundang murka Alloh Azza wa Jalla. Karena UU dan segala peraturan
turunannya menjadikan akal dan hawa nafsu kita menjadi sumber hukum
untuk mengatur ratusan juta rakyat dan membuang sumber hukum yang suci
dari Alloh Robbul ‘Alamiin yakni Al Qur-anul Kariim dan As Sunnah Asy
Syariif kecuali hanya sebagai teori yang dipelajari belaka.

Alloh Azza wa Jalla berfirman :

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.

( QS Al A’raaf : 96 )

Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi was sallam bersabda :

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا وَقَعَتْ فِيْكُمْ خَمْسٌ ، وَأَعُوذُ بِاللهِ
أَنْ تَكُونَ فِيْكُمْ أَوْ تُدْرِكُوهُنَّ : مَا ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ
فِي قَوْمٍ قَطُّ يُعْمَلُ بِهَا فِيْهِمْ عَلاَنِيَةً إِلاَّ ظَهَرَ
فِيْهِمْ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي
أَسْلاَفِهِمْ ، وَمَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِِلاَّ مُنِعُوْا
الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا ،
وَمَا بَخَسَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا
بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ ، وَلاَ
حَكَمَ أُمَرَاءُهُمْ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ
عَلَيْهِمْ عَدُوَّهُمْ فَاسْتَنْفَدَ بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ ،
وَمَا عَطَّلُوا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ إِلاَّ جَعَلَ
اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ .

"Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung
kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu
atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,

1. Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan
secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta'un
dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
2. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan
oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang
ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
3. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan,
melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun
dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan
selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan
dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
5. Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah
Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri."

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Kenyataan yang dibentuk dari pengingkaran kepada nikmat Alloh berupa
Diinul Islam ini menunjukkan betapa bangsa ini telah mengalami apa –
apa yang dikhawatirkan oleh Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam
diatas. Ditambah lagi, bangsa ini seperti tidak merasa bersalah dengan
secara terus menerus memerangi para Wali-wali Alloh dalam bentuk
memusuhi, menangkapi, menyiksa dan membunuhi mereka yang secara
konsisten berjuang untuk meninggikan kalimatillah dalam wujud
penegakkan Syari’at Islam di negri ini.

Padahal Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi was sallam telah bersabda :

“Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman:
“Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang
kepadanya. ( Diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairoh rodhiyallohu
‘anhu )

Wahai kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh, pelaku kezhaliman dan
yang mendiamkan kezhaliman pada dasarnya berada pada posisi yang sama
sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan kezhaliman atas
Dzat-Nya Yang Maha Suci dan IA juga mengharamkan kezhaliman atas
hamba-hambaNya.

Jika Alloh Subhanahu wa Ta’ala kemudian menimpakan berbagai musibah
dalam berbagai bentuknya maka itu semua adalah masih dalam konteks
RahmatNya agar manusia kembali kejalan yang benar, yakni jalan yang
ditunjukiNya melalui para NabiNya. Jalan itu adalah kembali kepada
Diinul Islam secara menyeluruh meliputi aqidah, syari’ah dan akhlaq
Islam yang lurus dan benar.

Tentu saja kita berduka dengan banyaknya jatuh korban harta dan nyawa
serta berbagai penderitaan yang dialami rakyat dengan sebab bencana –
bencana yang terus menerus terjadi itu. Maka sebagai orang yang
beriman mestinya semua bencana itu kita jadikan sebagai sebuah
peringatan Alloh dan sudah seharusnya kita mau mengambil pelajaran
penting dari semua musibah yang nilainya sangat mahal terkait jatuhnya
korban harta dan nyawa tersebut. Dan bukan malah mengabaikan apalagi
berprasangka buruk terhadap taqdir Alloh Azza wa Jalla.

Kita mendengar bahwa ada diantara pemimpin negri ini berkomentar
tentang ketidak – terkaitan bencana alam dengan kehendak Penciptanya.
Kita juga tahu ada seorang jurnalis yang menuduh Alloh itu kejam, Maha
Suci Alloh dari penyifatan mereka yang jahil . Jadi bencana alam itu
justru makin mengeraskan hati dan membuat gelap nurani mereka. Kenapa
mereka tidak juga sadar dan tidak segera bertaubat ?

Wahai kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh, tidak ada jalan lain
sekiranya kita berkeinginan memperbaiki keadaan negri ini selain
kembali kepada ajaran Alloh dan RosulNya yakni dengan menerapkan
Diinul Islam di seluruh aspek kehidupan. Kesalahan fatal yang
dilakukan founding fathers negri ini harus dikoreksi total dan jangan
malah diberhalakan. Negara dan bangsa ini harus diatur dengan Syari’at
Islam, jika terus kita melawan Alloh Azza wa Jalla, maka fikirkanlah :
apakah kalian akan menang ? Alloh akan tetap menjadi Yang Maha Hidup
dengan segenap ke-Maha Kuasa-Nya sedang kita akan mati dan tidak
berdaya dihadapan MahkamahNya kelak di yaumil Qiyyamah.

Demikianlah Tadzkiroh ( peringatan ) ini kami sampaikan,
alhamdulillahi Robbil ‘alamiin, was sholatu wa sallamu ‘ala Muhammadin
wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in !

Sukoharjo, Dzulhijjah 1431

-- 
“Apakah kalian mengira akan dibiarkan (begitu saja), sedangkan Allah
belum mengetahui (dalam kenyataan) orang yang berjihad diantara kalian
dan tidak mengambil teman setia selain Allah, Rasul-Nya dan
orang-orang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang
kalian kerjakan.” (TQS. At Taubah [9] : 16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar