Kamis, 11 November 2010

Mimpi berjumpa Rasulullah SAW

Adapun hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
 
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ
يَتَمَثَّلُ بِي. رواه أبو هريرة
 
"Barangsiapa melihatku di dalam mimpi, maka sesungguhnya dia telah melihatku, karena setan tidak dapat menyerupaiku".
 
Ini memang hadits shahih, tetapi tidak berarti bahwa setiap orang yang mengaku bermimpi bertemu dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti dia benar-benar bertemu dengan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Bisa jadi dia berdusta, atau bisa jadi setan mendatanginya, bukan sebagaimana wujud Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu setan mengaku bahwa dia adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan orang yang bermimpi itu tidak pernah berjumpa dengan Nabi, juga tidak pernah mempelajari Sunnahnya, bagaimana dia dapat mengetahui beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam ?!

Jangankan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, setan pun bisa mengaku sebagai Allah subhanahu wa ta’ala dan contoh ulama salaf yang bermimpi diajak bicara oleh “Allah” pun ada dan bisa kita cek bahwa hal tersebut pernah terjadi.

Ada banyak orang yang salah sangka bahwa bila mimpi bertemu Nabi Muhammad saw maka pastilah “itu emang benar”. Mereka menggunakan dalil:
Barangsiapa yang melihatku di saat tidur maka seakan-akan dia melihatku pada saat terjaga; dan setan tidaklah dapat menyerupaiku.” (HR. Bukhari)
Masalahnya: Benarkah dalam mimpimu itu dirimu bertemu dengan Rasulullah saw? Bagaimana bisa yakin bahwa itulah Rasulullah sedangkan kita tidak mengenal wajah Rasulullah?
Kita bisa mengeveluasinya dengan sifat-sifat Rasulullah saw sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Apabila sifat “rasulullah” di dalam mimpi itu sesuai dengan sifat Rasulullah saw sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka mungkin saja dirimu memang bertemu Rasulullah saw dalam mimpi tersebut. Namun kalau sifat “rasulullah” di dalam mimpi itu tidak sesuai dengan sifat Rasulullah saw sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka mungkin itu adalah setan yang mengaku-aku sebagai beliau.
Karena itu, marilah sekarang kita kaji apakah Rasulullah saw. suka membasmi umat yang maksiat. Mari kita perhatikan hadits-hadits shahih berikut ini.

 

Ciri Fisik Nabi Muhammad saw : Bagian Tubuh Lainnya

Pundak Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Ali ra :: "Rasulullah memiliki pundak yang besar (tegap)." (HR. Al-Baihaqi dan Az-Zabidi, lihat juga dalam Kitab Al Ahadits Al Mukhtarah)

Dada Nabi Muhammad saw

            Dari Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama." (HR. Ath-Thabarani dan Az-Zabidi)

Perut Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Ummu Ma'bad, ketika mensifati Rasulullah, ia berkata, "Besarnya perut beliau tidak             menjadikan beliau merasa lelah." (Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zad Al-Ma'ad
            Dari Ummu Hani, ia menuturkan, "Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah kecuali saya ingat lipatan kertas-kertas yang digulung antara satu dengan yang lain." (HR. Ath-Thabarani
            Mukharrisy Al-Ka'bi menceritakan, "Suatu malam Rasulullah berumrah dari Ji'ranah. Saya melihat punggung beliau seperti batangan perak."

Pusar Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Ali, bahwa Rasulullah memiliki pusar' yang berbulu. (HR. Al-Maqdisy dalam Al-Ahadits Al-Mukhtarah
            Dari Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu badannya bercahava, bulu-bulunya lembut dan menyambung dari bagian atas dada sampai pusar_ Bulu-bulu itu merangkai bagaikan benang. Sedangkan di bagian putting susu dan perutnya, bulu-bulu itu tidak tumbuh. Adapun di bagian lengan, pundak, dan bagian atas dada, bulu-bulu tersebut tampak banyak." (HR. Al-Haitsamy dalam Majma' Az-Zawa'id)

Jari Jemari Nabi Muhammad saw

            Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah memiliki jari jemari tanga:- dan kaki yang tebal dan lentik memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)

Telapak Tangan Nabi Muhammad saw

            Masih dari Ali, "Rasulullah itu memiliki telapak tangan yang tebal." (FIR Ahmad, Al-Mizzi, dan Ibnu Sa'ad)
            Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali, dari Hindi, ia berkata, "Rasulullah itu telapak tangannya lebar." (HR. Al-Haitsami)
            Anas bin Malik menuturkan, "Saya sama sekali belum pernah menyentuh kulit yang lebih halus dari         sutera kecuali telapak tangan Rasulullah." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Al-Baihaqi, dan Ath-Thabari)
            Begitu pula Mariyah berkisah, "Saya sama sekali belum bersentuhan dengan kulit yang lebih lembut dari tangan Rasulullah."

Lengan Bawah Nabi Muhammad saw

            Dari Hindi (pamannya Al-Hasan bin Ali), ia berkata, "Rasulullah memiliki lengan bawah yang panjang." (HR. Al-Khallal dalam As-Sunnah)
            Diriwayatkan dari Shalih, budak At-Tau'amah, ia berkata bahwa Abu Hurairah mensifati Rasulullah.       Katanya, "Beliau itu dua lengannya panjang." (HR. Ahmad)

Betis Nabi Muhammad saw

            Jabir bin Samurah menuturkan, "Di kedua betis Rasulullah terdapat bentuk yang halus." (HR. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi)
            Abdurrahman bin Malik bin Ju'syam meriwayatkan dari ayahnya bahwa saudaranya yaitu Suraqah berkata, "Ketika Rasulullah berada di atas ontanya, saya mencoba untuk mendekatinya. Di saat itu,          saya melihat betis beliau bagaikan pohon korma (saking putihnya)."

Tumit Nabi Muhammad saw

            Jabir bin Samurah berkata, "Rasulullah memiliki tumit yang tipis." (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

Telapak Kaki Nabi Muhammad saw

            Diriwiyatkan dari Al-Hasan bahwa pamannya yaitu Hindi berkata, "Rasulullah saw, termasuk orang yang             biasa memakai alas kaki. Telapak kaki beliau kurus dan memancarkan air." (HR. Al-Haitsami dalam Kitab             Majma' Az-Zawa'id)
            Utsman bin Abdil Malik menceritakan sebuah hadits dari pamannya, salah seorang pengikut Ali dalam    Perang Shiffin, dari Ali, ia berkata, "Rasulullah memiliki telapak tangan dan telapak kaki yang tebal."      (HR. Ibnu Sa'ad dan Al-Baihaqi)

Persendian Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dariAli, ia berkata, "Rasulullah • memiliki tulang sendi yang gemuk." (HR. Al-Mizzi dalam Kitab Tandzib Al-Kamal) 
            Ibrahim bin Muhammad mendapatkan informasi dari salah seorang putra Ali bin Abi Thalib, katanya,     "Rasulullah • itu persendiannya besar." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Katsir). 
            Yang dimaksud dengan persendian di sini, menurut penulis, adalah ujung dan pangkal tulang, seperti ujung tulang pada kedua lutist, ujung tulang pada kedua siku, dan ujung tulang pada kedua pundak.

Berat Badan Nabi Muhammad saw

            Al-Hasan bin Ali meriwayatkan dari pamannya yaitu Hindi, bahwa Rasulullah memiliki postur tubuh yang             sedang, besar dan kokoh." (Lihat. Majma' Az-Zawdid). Maksudnya, anggota tubuh beliau sempurna     dan berpostur sedang, tidak gemuk dan tidak kurus.

Ukuran Tinggi Nabi Muhammad saw

           Diriwayatkan dari Rabi'ah bahwa ia pernah mendengar Anas bin Malik mensifati ciri-ciri fisik Rasulullah saw. Saat itu, Anas berkata, "Beliau adalah orang yang berperawakan sedang. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu pendek." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)
            Al-Bara' menyatakan, "Rasulullah adalah sosok yang tidak pendek, juga tidak tinggi." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Al-Baihaqi) 
            Masih dari Al-Bara', "Rasulullah itu orang yang berperawakan sedang." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi) 
            Ibrahim bin Muhammad menerima berita dari putra Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Ketika Ali bin Abi    Thalib mensifati fisik Rasulullah, ia menyebutkan bahwa postur beliau tidak terlalu tinggi dan tidak         terlalu pendek._Beliau termasuk orang yang berperawakan sedang." (HR. Al-Baihaqi, liha: juga Kitab Tarikh Baghdad)
            Dari Al-Hasan, bahwa pamannya Hindi berkata, "Rasulullah itu perawakannya lebih tinggi dari orang yang berperawakan sedang, dan lebih pendek dari orang yang berperawakan tinggi kurus." (HR. Al-Haitsami dan Ibnu Katsir)
            Aisyah menuturkan, "Di antara sifat fisik Rasulullah adalah ketika Rasulullah sedang berjalan bersama orang banyak, tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari beliau. Mungkin ada dua orang pria yang dikenal berperawakan tinggi, tetapi ketika bersama beliau, terlihat bahwa perawakan beliau lebih tinggi dari keduanya. Baru kemudian setelah dua pria itu berjauhan dengan beliau, orang-orang melihat    keduanya sebagai orang yang berperawakan tinggi, sementara Rasulullah berperawakan sedang." (HR.    Al-Baihaqi dalam Dala'il An-Nubuwwah dan As-Suyuthi dalam Al-Khasha'ish Al-Kubra)

Kulit Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah adalah orang yang telapak tangannya paling halus. Saya belum pernah menyentuh kain sutera yang lebih halus daripada halusnya telapak tangan beliau." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ath-Thabari) 
            Dari Utsman bin Abdul Malik, ia mendapat kabar dari pamannya yang termasuk pengikut Ali dalam       Perang Shiffin, dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah itu kulitnya halus dan lembut." (HR. Ibnu Sa'ad)

Warna Kulit Nabi Muhammad saw

            Anas bin Malik menceritakan, "Wama kulit Rasulullah putih berkilau, tidak hitam kusam dan tidak putih tulang." (HR. Ath-Thabari)
            Abu Hurairah menuturkan, "Rasulullahberkulit putih bagaikan kepingan-kepingan perak." (HR. As-Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shagir dan AzZabidi dalam Ithaf As-Sadah Al-Muttaqin) 
            Sedangkan Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, "Rasulullah itu berkulit putih kemerah-merahan." (HR. Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Ibnu Sa'ad) 
            Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, "Rasulullah itu kulitnya berwarna sawo matang." (lihat Kitab Syarh   Asy-Syama'il dan Al-Hindi dalam Kitab Kanz Al-' Ummal). Kualitas hadits ini tidak shahih karena isinya bertentangan dengan hadits-hadits yang lain.
            Masih dari Anas, ia berkata, "Rasulullah adalah orang yang warna kulitnya paling bagus." (HR. Ath-Thabari dan Ibnu Katsir)

Paras Wajah Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Al-Bara', ia berkata, "Saya sama sekali belum pernah melihat paras yang lebih tampan dari paras Rasulullah " (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
            Abu Ishaq menuturkan, "Ketika ada orang yang bertanya kepada Al-Bara', apakah paras wajah            Rasulullah itu seperti pedang (berkilau)?" Al-Bara' menjawab, "Tidak, tapi bagaikan rembulan." (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Baihaqi)
            Abu Hurairah menceritakan, "Saya belum pemah melihat paras wajah setampan paras Rasulullah Seolah-olah cahaya mentari berjaian menyelusuri wajahnya." (HR. Ibnu Hibban) 
            Jabir bin Samurah mengisahkan, "Saya ketika itu melihat Nabi dengan berpakaian merah. Kemudian saya membanding-kannya dengan melihat bulan. Ternyata, dalam pengamatan saya, beliau lebih indah            daripada bulan." (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi) 
            Dari Al-Bara', ia berkata, "Saya belum pernah melihat seorang pria berpakaian merah yang lebih tampan dari Rasulullah. Beliau memiliki rambut yang dekat dengan pundaknya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
            Sa'id bin Al-Jurairi mendengar berita dari Abu Thufail bahwa ia berkata, "Saat itu, saya sendirian melihat wajah Nabi." "Bagaimana, mohon jelaskan!" pinta Sa'id. Abu Thufail menjawab, "Beliau berparas putih,           manis, dan berperawakan sedang." (HR. Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi)
            Diriwayatkan dari Ummu Ma'bad bahwa suatu ketika ia mensifati fisik Rasulullah "Beliau itu, dari kejauhan tampak sebagai orang yang paling manis dan paling tampan. Sedangkan dari dekat, beliau          tampil sebagai orang yang paling menonjol dan paling bagus di antara yang lain." (HR. Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma'ad)
            Anas bin Malik pernah berkata, "Paras Rasulullah itu bagaikan kepingan-kepingan perak." (HR. Ath-Thabari dan Ibnu Katsir)
            Aisyah menyebutkan, "Rasulullah saw adalah orang yang wajahnya paling tampan dan kulitnya paling bercahaya di antara yang lain." (HR. AlBaihaqi)
            Sedangkan Abu Bakar Ash-Shiddiq menuturkan, "Wajah Rasulullah bagaikan bulatnya rembulan." (HR. Al-Mizzi dan Al-Hindi)
            Muhammad bin Ammar berkata kepada Ar-Rabi' binti Mu'awwidz, "Mohon jelaskan sifat fisik Rasulullh             kepada saya!" Ar-Rabi' menjawab, "Anakku, seandainya kamu melihat beliau, maka itu berarti kamu     sedang melihat matahari terbit." (HR. Ad-Darimi, Al-Haitsami, dan Al-Baihaqi)
            Ibnu Abbas menuturkan, "Sosok Rasulullah belum pernah ada bayangannya. Jika beliau berdiri sedangkan matahari bersinar, maka sinar yang terpancang dari beliau mengalahkan sinarnya matahari. Begitu pula jika beliau berdiri di tengah cahaya lampu, maka cahaya beliau lebih terang daripada cahayanya lampu." (HR. As-Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shaghir). Selain Ibnu Abbas, redaksi hadits ini diriwayatkan pula oleh Jabir bin Samurah.

Keringat Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Nabi biasa masuk ke rumah Ummu Sulaim, lalu tidur di   ranjangnya, sementara Ummu Sulaim sendiri sedang tidak ada. Suatu hari, beliau datang ke rumah Ummu Sulaim dan tidur di ranjangnya. Ada seseorang yang memberitahukan hal itu kepada Ummu Sulaim. "Rasulullah sedang tidur di ranjangmu, Ummu Sulaim!" katanya. Maka Ummu Sulaim pulang dan          mendapatkan tempat tidurnya penuh keringat. Tidak menunggu lama, ia langsung membuka tempat        pakaiannya (dan mengeluarkan kain di dalamnya), lalu menyerap air keringat tersebut dan diperasnya untuk dituangkan di gelas. "Apa yang kau lakukan, wahai Ummu Sulaim?" tanya Rasulullah. "Kami berharap dengan keringat engkau ini keberkahan untuk anak-anak kami," jawab Ummu Sulaim. "Kamu akan mendapatkannya," sahut Nabi. (HR. Muslim, Ahmad, dan Al Baihaqi)
            Masih dari Anas, "Rasulullah berkulit cerah dan keringatnya bagaikan butir-butir mutiara." (HR. Muslim dan Al-Baihaqi)
            Aisyah meriwayatkan, "Keringat Nabi di wajahnya seperti butiran mutiara yang basah, dan itu lebih harum daripada parfum kasturi." (HR. AzZabidi)
            Ali menuturkan, "Keringat Nabi bagaikan mutiara, dan harumnya bagaikan parfum kasturi." (HR. Ibnu    Sa'ad)
            Hubaib bin Abi Hardah mendapat berita dari seorang dari Bani Huraisy, bahwa ia berkata, "Saya berada di samping ayah saya ketika Rasulullah merajam Ma'iz bin Malik (dalam kasus perzinaan, penj.). Di saat beliau mengambil batu yang besar, saya merasa takut dan ngeri melihatnya. Maka saya merangkul Rasulullah saw. Ketika itulah, saya mencium keringat yang keluar dari ketiak beliau harum mewangi bagaikan parfum kasturi." (HR. Ad Darimi dan Ibnu Asakir)
            Diriwayatkan dari Abu Hurairah, "Suatu ketika ada seorang pria datang, "Wahai Rasulullah, saya mau menikahkan putri saya. Mohon kiranya engkau dapat menolong saya." Rasulullah menjawab, "Sebenarnya aku tidak memiliki apa-apa. Tapi jika mau, kamu besok datang lagi kemari dengan membawa botol yang tutupnya besar dan sebatang kayu pohon."Keesokan harinya pria itu datang lagi dengan membawa benda-benda yang disebutkan Nabi. Maka beliau langsung memeras keringat dari kedua lengannya, lalu dituangkan ke botol sampai penuh. "Ambillah ini dan bilang pada putrimu, jika ia hendak memakai parfum, cukup mencelupkan kayu ini ke botol, maka kayu itu akan membuatnya             harum," pesan Nabi. Semenjak itu, apabila putri pria tadi memakai parfum dengan kayu dari Nabi, maka penduduk Madinah mencium harum wangi yang semerbak darinya. Mereka menamakan keluarga pria       itu sebagai orang-orang yang harum," demikian Abu Hurairah menutup ceritanya. (HR. As-Suyuthi       dalam Al-La'ali Al-Mashnu'ah dan Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu'at -Kedua kitab itu dikenal sebagai salah satu kitab kompilasi hadits maudhu atau hadits palsu, penj).

Tanda Kenabian  Nabi Muhammad saw

            Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah, "Saya melihat tanda di antara dua pundak Rasulullah berupa kelenjar berwarna merah seperti telur burung." (HR. Ibnu Hibban)
            Dari Amr bin Akhthab, ia menuturkan, "Rasulullah pernah berkata kepada saya, "Wahai Abu Zaid, mendekatlah kemari dan usaplah punggungku."Maka ketika saya mengusapnya, jari saya mengenai tanda kenabian. Lalu saya bertanya, "Tanda apakah ini?" Beliau menjawab, "Bulu-bulu yang menggumpal." (HR. At-Tirmidzi, Hakim, dan Ahmad
            Dari Abu Nadhrah, ia berkata, "Saya bertanya kepada Abu Sa'id Al Khudri tentang tanda kenabian yang ada pada diri Rasulullah. Kemudian Abu Sa'id menjawab, "Tanda itu berupa daging yang menonjol." (HR. As Suyuthi dalam Al-Jami' Ash-Shaghir dan Al-Baihaqi)
            Dari Abdullah bin Sarjas, ia menuturkan, "Saya menghadap Nabi yang ketika itu sedang berada di tengah para sahabatnya. Kemudian saya berjalan ke belakang beliau. Rupanya beliau tahu persis apa yang saya inginkan. Maka beliau menurunkan selendang dari punggungnya. Pada saat itulah saya melihat tanda kenabian di pundaknya. Tanda itu sebesar kepalan tangan, disekelilingnya ada tahi lalat, terlihat seperti kutil-kutil yang biasa tampak di kulit." 
            Masih dari Abdullah bin Sarjas, "Saya menghadap Nabi . Kemudian saya makan roti dan daging bersamanya. Setelah itu, saya bergeser sampai tepat di arah belakang beliau sehingga melihat tanda kenabian di kedua pundaknya. Tanda itu di tengkuk pundak kin beliau berupa kumpulan daging yang dikelilingi oleh tahi lalat." (HR. Muslim)
            Dari Abi Ma'unah bin Qurrah, ia berkata, "Saya datang demi memenuhi panggilan Nabi saw. Dalam kesempatan itu, saya mohon beliau mengizinkan saya memasukkan kedua tangan ke jubahnya. Beliau tidak keberatan. Maka di saat itulah, saya menemukan di tengkuk pundaknya kelenjar yang menonjol." (HR. Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi)
Ref : Al Wafa, Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad saw, Ibnul Jauzi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar